Tugas 1 Softskill Paikoterapi
Aliran
Dalam Psikologi
A.
Psikoanalisis
Sigmund
Freud (1856-1939), seorang dokter dari Wina yang menjadi sumber perspektif
psikoanalisis, memandang perkembangan sebagai suatu bentuk dorongan tidak sadar
yang memotivasi perilaku manusia. Freud percaya bahwa individu yang lahir
dengan dorongan biologis harus diarahkan untuk membuat menjadi memungkinkan
untuk hidup dalam suatu kelompok sosial.
Tiga
bagian dari kepribadian :
a. Id : yang beroprasi berdasarkan prinsip
kenikmatan (pleasure principle)
dorongan untuk mencari dengan segera kepuasan dari kebutuhan dan keinginan
mereka.
b. Ego : yang merepresentasikan alasan berkembang
secara bertahap selama tahun pertama atau lebih hidup dalam beroprasi melalui
prinsip kenikmatan. Tujuan ego adalah untuk memuaskan id yang dapat diterima oleh superego
yang berkembang pada usia 5-6 tahun
c. Superego:
termasuk sebagai hati nurani dan menggabungkan hal-hal yang disetujui
lingkungan sosial “harus/benar” dan “tidak harusnya/salah”.
Defense mechanism merupaka
strategi yang dibangun ego untuk melindungi individu dari konflik-konflik
internal yang tidak disadari, meliputi :
a. Repression (represi) : menekan pikiran, perasaan, keinginan dan
konflik yang tidak menyenangkan keluar dari kesadaran.
b. Denial (penolakan)
: menolak perasaan-perasaan,
pikiran-pikiran dan keinginan-keinginan yang dapat menimbulkan kecemasan.
c. Reaction Formation (pembentukan
reaksi) : berpikir atau merasa secara sadar kebalikan atau lawan dari impuls
tak sadar.
d. Projection (proyeksi) : konflik, perasaan dan dorongan tak sadar
dipersepsikan (dipindahkan) ke orang lain (orang lain yang dianggap
mengalaminya, bukan dirinya).
e. Rationalisation (rasionalisasi)
: dorogan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh superego, dicarikan dasar
rasionalnya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah dapat dibenarkan.
f. Suppression (supresi) : upaya menekan suatu yang dianggap
membahayakan denga superego kedalam ketidak sadarannya yang belum pernah
muncul.
g. Sublimation (sublimasi)
: mengubah atau mengganti impuls-impuls
dan keinginan-keinginan yang tidak dapat diterima menjadi aktifitas yang
diterima secara sosial.
h. Compensation (kompensasi)
: untuk menutupi kegagalan dengan membuat prestasi yang serupa, dengan demikian
egonya terhindar dari ejekan atau rasa rendah diri.
i.
Regression
(regresi) : untuk menghindari kegagalan dalam
hidupnya individu kembalik pada tahap kanak-kanak.
Tahap-tahap
psikoseksual Freud
a. Fase oral (mulut) : kepuasan terdapat disekitar mulut,
bayi yang menyusu kepada ibunya
b. Fase anal (anus) : kira-kira pada usia 2 tahun daerah kepuasan
seksual berpindah ke anus
c. Fase phallic : pada anak usia 6-7 tahun
kepuasan seksual pada alat kelamin
d. Fase latent : pana anak usia 7-8
tahun sampai menginjak masa awal remaja, seolah-olah tidak ada aktivitas
seksual, karena itu masa ini disebut fase latent
(tersembunyi).
e. Fase genital : dimulai sejak masa remaja segala
kepuasan seksual berpusat pada alat kelamin.
Teknik dan konsep psikodinamika dalam
psikoterapi :
a. Asosiasi
Bebas : mengungkapkan apapun
yang ada dalam pikiran pasien tanpa menyaringnya.
b. Transfer : mengubah/mengarahkan
isu dan dinamika antara pasien dan figure penting dalam hidup mereka (missal
ibu atau ayah)
c. Insight :
memahami lebih baik dampak-dampak dan impuls-impuls yang tidak disadari,
membuat hal yang tidak disadari menjadi disadari.
d. Working Through : menggabungkan pengertian-pengertian
baru kedalam kehidupan sehari-hari.
e. Analisis
Mimpi : memahami efek yang
tidak disadari dalam mimpi
f. Countertransference : terapis merespon apa yang telah
diungkapkan pasien dengan mengarahkan kebutuhan, harapan dan dinamika diri
mereka kepada diri pasien.
Carl Jung merupakan orang pertama dalam
lingkungan Freud yang tidak setuju dengan aspek dasar dari konsep Freud dan
mengembangkan revisi atas prespektif psikodinamika.
Erik Eriksson mengembangkan perspektif
masa hidup yang menyatakan bahwa perkembangan psikososial terus terjadi setelah
lima tahap psikoseksual kanak-kanak yang telah diungkapkan Freud. Alfred Adler
menganggap penekanan Freud pada id dan
seksualitas pengabaian ego merupakan kekurangan mendasar dalam pendekatan
psikoanalisa. Berbeda dengan Freud, Adler menganggap kompensasi atas perasaan
inferior (lemah) sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan fungsi
psikologis. Carl Jung juga menolak penekanan Freud pada aspek seksualitas. Jung
menekankan pengaruh spiritual sama dengan peran dari ketidak sadaran kolektif
(simbol-simbol dan gambaran yang diturunkan dari nenek moyang). Harry Sullivan
memfokuskan teorinya pada peran hubungan interpersonal dalam kepribadian dan
perkembangan psikologis. Karen Horney mengembangkan pembahasan dengan Teori
Freud mengenai penis dan peran perempuan.
Contoh :
Anak laki-laki yang
berusaha membangun hubungan yang intim (dengan ibunya) dan tertutup serta
keinginan untuk melenyapkan (ayahnya) , harapan untuk menyatu dengan ibunya dan
menyingkirkan ayahnya. Sedangkan pada anak perempuan kebalikannya yaitu ingin
menyingkirkan ibu untuk menyatu dengan ayah.
Tujuan
dari pendekatan Freud adalah insight (memahami
faktor-faktor yang tidak disadari yang menimbulkan masalah pada
perasaan,pikiran dan perilaku) dan working
through terhadap insight untuk meningkatkan
fungsi sehari-hari. Proses working
through melibatkan pengujian yang teliti dan mendalam terhadap harapan,
dorongan, impuls dan konflik tak sadar dalam kehidupan sehari-hari.
Teknik-teknik seperti asosiasi bebas, analisis mimpi dan interpretasi serta
transferensi bertujuan untuk memahami dan menangani masalah yang ada.
B. Psikologi
Behaviorisme
Behaviorisme merupakan teori mekanistik
yang menggambarkan perilaku yang diamati sebagai respons yang bisa dipresiksi terhadap pengalaman. Walaupun
biologi telah membentuk batasan mengenai apa yang bisa dilakukan individu, behavioris memandang
bahwa lingkungan juga sangat berpengaruh. Mereka percaya bahwa manusia disemua
umur belajar mengenai dunia dengan cara yang sama seperti yang dilakukan
organisme lain. Penelitian perilaku berfokus pada belajar asosiatif ketika
hubungan mental dibentuk dalam dua peristiwa. Dua jenis belajar asisoatif
adalah pengkondisian klasikal dan pengkondisian instrumental.
a. Pengkondisian
klasikal : Psikolog Rusia, Ivan
Pavlov (1849-1936). Belajar berdasarkan asosiasi stimulus yang tidak biasanya
menimbulkan respons dengan stimulus lain yang mendapat respons.
b. Pengkondisian
instrumental : belajar berdasarkan
asosiasi perilaku dengan konsekuensinya.
Faktor-faktor situasional mengacu pada
pengaruh eksternal yang mempengaruhi tngkah laku dan faktor-faktor disposisi
mengacu pada karakteristik kronis seseorang yang mempengaruhi tingkah laku.
a. Albert
Ellis (1962,1977,1980) dan kawan-kawan mengembangkanRational Emotive Therapy (RET) untuk membantu individu berpikir dan
proses kepercayaan pada suatu cara yang rasional. Teknik ini mencangkup
menggunakan logika dan penalaran. Pendekatan ini berada pada persuasi dan
penalaran untuk mengubah kepercayaan diri dan lainnya.
b. Aeron
Beck (1963-1976) mengembangkan Cognitive
Therapy (CT) untuk mengatasi depresi dan gangguan lainnya
c. Marsha
Linehan (1993) mengembangkan Dialectical
Behavior Therapy (DBT) pada orang yang mengalami gangguan DBT menggunakan
stategi cognitive behavioral dengan
psikodinamika, client cented, system keluarga dan perspektif
intervensi krisis. DBT memfokuskan pada penerimaan diri dan
pengalaman-pengalaman dalam upaya kearah perubahan tingkah laku. Perubahan ini
dicari melalui tiga tahap, yaitu pretreatment,
eksposure dan proses emosional dari
kejadian masa lalu dan tahap sintesa pengitegrasian kemajuan dari
langkah-langkah sebelumnya.
Contoh :
Bayi-bayi keturunan
penipu, perampok pembunuh, dan pelacur dapat tumbuh tanpa sama sekali
menunjukkan perilaku yang mirip dengan orangtuanya apabila diasuh dalam
lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan orangtuanya. Sebaliknya,
anak seorang pengusaha yang pintar dan sukses dapat sangat bodoh dan tumbuh
menjadi perampok apabila dibesarkan dalam lingkungan yang buruk.
Pada
penelitian John B. Watson (bapak behaviorism) menyatakan bahwa perilaku adalah
sepenuhnya hasil dari pengaruh lingkungan (misalnya melalui proses belajar).
C. Psikologi
Humanistik
Teori humanistic mengasumsikan
pendekatan-pendekatan phenomenological yang
menekankan setiap individu mempersepsikan pengalaman dunianya. Perspektif
humanistic cenderung melihat orang aktif, kreatif, dan pertumbuhan orientatif.
Membantu orang melalui pemahaman perhatian, perasaan, dan perilaku. Para ahli
humanistic cenderung untuk mengasumsika orang itu pada dasarnya baik intensitasnya
dan bahwa mereka secara alami bekerja kearah pertumbuhan, cinta, kreatifitas
dan aktualisasi diri. Aktualisasi diri membantu kea rah kemajuan dalam hidup
kearah pertumbuhan yang lebih baik, damai dan penerimaan lebih tajam dari yang
lainnya. Bukannya memusatkan pada masa lalu, ahli teori humanistic focus
terhadap “disini dan sekarang” atau saat ini.
Teknik terapi para ahli :
a. Carl
Rogers menggunakan teknik tidak langsung seperti mendengarkan secara aktif,
empati, congruence dan unconditional positive regard mengerti
dan membantu orang lain.
b. Araham
Maslow (Maslow, 1954,1971) salah satu ahli pendekatan humanistic dia menekankan
pentingnya aktualisasi diri yang mengacu pada impuls dan keinginan untuk
mengembangkan potensial. Maslow terkenal karena teori motivasinya yang
dituangkan dalam bukunya “motivation and
personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa manusia terdapat lima
macam kebutuhan yang hirarki, meliputi :
1) Kebutuhan
fisiologis
2) Kebutuhan
rasa aman
3) Kebutuhan
rasa cinta dan memiliki
4) Kebutuhan
penghargaan
5) Kebutuhan
aktualisasi diri
c. Family Systems Approach
System
pendekatan muncul untuk mengatasi keterbatasan dari perspektif lain dengan
mengidentifikasi pasien individu. Pendekatan system keluarga muncul dari
penelitian dan penanganan yang menghubungkan penyelesaian permasalahan yang
berhubungan dengan komunikasi antar pribadi dengan keluarga pasien.
d. Pendekatan
Komunikasi
Pendekatan
komunikasi berkembang pada tahun 1967 oleh Virginia Satir dan kolegan di Mental
Research Institut (MRI) di Palo Alto, California. Pendekatan ini juga
mengidentifikasi pasien dan dibantu oleh keluarganya.
e. Pendekatan
Struktural
Salvador
Minuchin (1974) yang memfokuskan serta mengubah atau merestrukturisasi pola
dari hubungan antara anggota keluarga. Perspektif structural memfokuskan pada
tingkat adaptif dari perbedaan, enmeshment dan kelepasan dari ikatan diantara
anggota keluarga.
f. Pendekatan
Milan
Pendekatan
Milan benar-benar menghargai netralitas demikian pula penerimaan dan ras hormat
untuk system keluarga. Pendekatan milan menggunakan hipotesa baik sebagai
positif, arti tambahan logis (Selvini Palazzoli, Boscolo, Cecchin, & Prata,
1980) yang membantu dalam dinamika keluarga serta pemahaman yang lebih baik.
g. Pendekatan
Strategis
Jay
Haley (1973,1987) dan kawan-kawan seperti Milton Ericson (1980) perspektif
strategis mempertahankan usaha apapun untuk mengubah suatu anggota atau
sekumpulan anggota di dalam system keluarga, system akan mengalami resistansi
dan sabotase (sadar atai tak sadar).
h. Pendekatan
Naratif
Pendekatan
naratif (M. Putih, 1986; M. Putih & Epston, 1990) berasumsi bahwa naggota
keluarga itu memiliki konsep permasalahan dan perhatian mereka melalui satu
rangkaian cerita tentang hidup mereka sebagai system anggota, dalam pendekatan
ini membantu anggota keluarga dalam menghubungkan jalan cerita mereka dalam suatu
cara yang objektif.
Contoh :
Katrin
panic mungkin saja korupsi sebagai suatu usaha untuk melibatkan suaminya
menjadi pengacau di dalam hidupnya. Pada pendekatan komunikasi meyakinkan
permasalahan dalam efektif komunikasi berperan untuk keluarga dalam menghadapi
permasalahan dan kelainan fungsi tubuh. Tidak dikatakan dan tidak beralasan
ekspetasi, mengatur atau memerintah, dan asumsi tentang bagaimana anggota
keluarga harus menghubungkan satu sama lain dan hidup dalam konflik dan permasalahan
dalam keluarga yang merugikan.
Referensi
:
-
Papalia,
D. E. & Feldman, R. D. (2014). Experience
human development (Menyelami perkembangan manusia). Edisi 12 buku 1.
Jakarta: Salemba Humanika.
-
Heru B, A. M. (2008). Psikologi Umum.
Seri Diktat Kuliah. Jakarta: Universitas Gunadarma.
-
Puspitawati, Ira. (1999). Psikologi
Faal. Seri Diktat Kuliah. Jakarta: Universitas Gunadarma